A. Kondisi Ekonomi Kabupaten Bengkayang
Kondisi perekonomian di Kabupaten
Bengkayang secara umum menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Selama
kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 nilai nominal Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkayang mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2007 nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000
Kabupaten Bengkayang mencapai 1.010.343,54 juta rupiah dan meningkat
menjadi 1.066.612,20 juta rupiah pada tahun 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa
perekonomian Kabupaten Bengkayang mengalami pertumbuhan sebesar 5,57 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun angka pertumbuhannya menurun
dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,12 persen, namun secara nominal nilai
PDRB Kabupaten Bengkayang mengalami peningkatan.
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten
Bengkayang tahun 2008 mencapai 1.925.131,35 juta rupiah. Nilai ini lebih tinggi
dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 1.681.056,95 juta rupiah. Pertumbuhan
PDRB Kabupaten bengkayang atas dasar harga berlaku dari tahun 2007 ke tahun
2008 mencapai 14,52 persen. Pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan tahun 2007
yang mencapai 15,07 persen, namun secara nominal nilainya mengalami kenaikan
yang cukup signifikan.
Kinerja perekonomian Kabupaten Bengkayang dapat dilihat berdasarkan angka
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan Grafik 4.1.2.
diatas, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang dari tahun ke
tahun cukup berfluktuasi. Pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Bengkayang mencapai 6,68 persen kemudian naik di tahun berikutnya menjadi 9,07
persen pada tahun 2005.
Namun pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana
pertumbuhan ekonomi angkanya turun menjadi 6,29 persen. Tahun 2007, pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bengkayang kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 6,12
persen dan menurun lagi menjadi 5,57 persen di tahun 2008. Adanya krisis
ekonomi secara global, cukup banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Bengkayang.
Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor-sektor yang
membentuk PDRB. Kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB atas dasar
harga konstan menunjukkan struktur perekonomian regional pada tahun tertentu.
Sektor dengan sumbangan (nilai tambah) terbesar biasanya ditetapkan sebagai
sektor unggulan daerah.
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau yang sering dikenal
sebagai pertumbuhan ekonomi untuk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2008 adalah
sebesar 5,57 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 ini disusun oleh
pertumbuhan sektor pertanian sebesar 9,11 persen, sektor pertambangan dan
penggalian sebesar minus 0,64 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,42
persen, sektor listrik, gas dan air minum sebesar 2,77 persen, sektor bangunan
sebesar 5,24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,32
persen, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 5,15 persen, sektor keuangan,
persewaan dan jasa persewaan sebesar 4,07 persen dan sektor jasa-jasa sebesar
5,45 persen.
B.
Struktur Ekonomi Kabupaten Bengkayang
Pertumbuhan ekonomi secara riil yang diikuti dengan perubahan harga yang
cepat pada setiap sektor ekonomi mengakibatkan struktur ekonomi dari tahun ke
tahun mengalami perubahan. Selama lima tahun terakhir struktur perekonomian
Kabupaten Bengkayang didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2008, sektor
pertanian sebagai pemimpin sektor (Leading Sector) memberikan
kontribusi sebesar 46,49 persen sedangkan penyumbang kedua terbesar adalah
sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 26,33 persen sehingga dapat
dikatakan bahwa naik turunnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bengkayang
sangat dipengaruhi dua sektor tersebut.
Sektor lain yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian
Bengkayang adalah sektor bangunan dengan peran sebesar 7,08 persen, sektor
jasa-jasa sebesar 7,05 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 4,51
persen.
C.
Indeks Location Quotient (LQ)
Untuk mencapai hasil pembangunan
yang diharapkan, sektor-sektor yang menjadi tumpuan daerah perlu diangkat.
Sektor tersebut disamping mampu dikembangkan juga akan memberikan dampak
terhadap perkembangan sektor lainnya (linkage effect). Selanjutnya, juga
sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan pula dapat
menjadi pemasok pendapatan daerah dengan ekspor ke luar daerah.
Indeks Location Quotient (LQ)
dapat digunakan sebagai alat analisis untuk melihat sektor-sektor potensial
suatu daerah atau dengan kata lain, untuk melihat spesialisasi sektoral.
Indikator yang digunakan untuk menghitung indeks Location Quotient (LQ)
adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) sehingga dapat diukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam
suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah itu
dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau
nasional.
Secara teoritis, sektor yang
memiliki nilai LQ lebih dari satu merupakan sektor spesialisasi daerah yang
diharapkan akan mampu dikembangkan lebih lanjut untuk diekspor.
Sektor yang dianggap sebagai sektor
potensial di Kabupaten Bengkayang adalah sektor pertanian (1,75 persen), sektor
pertambangan dan penggalian (1,23 persen), serta sektor perdagangan, hotel dan
restoran (1,12 persen). Hal ini menunjukkan bahwa arah dan pertumbuhan
perekonomian di Kabupaten Bengkayang ditentukan oleh pertumbuhan dari sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Untuk dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bengkayang
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan
pertumbuhan ketiga sektor tersebut.
D.
Perkembangan
Pendapatan Perkapita
Tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dapat dilihat dari besaran PDRB
per kapita yang menggambarkan pendapatan yang diterima oleh masing-masing
penduduk atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Dari data ini, dapat
dibandingkan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah yang lain Apabila data
ini disajikan secara berkala akan menunjukkan perubahan tingkat kemakmuran
penduduk daerah tersebut.
Pada tahun 2008, PDRB perkapita Kabupaten bengkayang atas dasar harga
berlaku sebesar 9.360.064,93 rupiah. Artinya bahwa rata-rata pendapatan satu
orang penduduk Bengkayang selama setahun adalah sebesar 9.360.064,93 rupiah.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan PDRB per kapita
sebesar 20,58 persen dari nilai PDRB per kapita pada tahun 2007 yang sebesar
7.762.438,41 rupiah. Karena konsep yang digunakan adalah rata-rata, tentu
penyebaran pendapatan penduduk belum terlihat sehingga masih perlu kajian lebih
dalam.