BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Praktek pengalaman
lapangan
merupakan salah satu kegiatan untuk mengabdikan pengalaman lapangan sebagai
calon guru. Dalam pengalaman mengajar ini para mahasiswa mendapakan berbagai
pengalaman yang sangat penting sekalai dalam menambah wawasan dalam kegiatan
mengajar yang ada di sekolah.
Dalam hal ini sekolah
merupakan salah satu pendidikan formal yang sangat penting bagi masyarakat yang
mana dapat mengantarkan manusia mengarah kepada pendidikan dan cita-cita yang
diharapkan. Selain itu sekolah merupakan tempat yang berfungsi untuk
mencerdaskan, mendidik, dan mengarahkan intelektual dan sikap siswa dalam
perkembangannya. Untuk itu dalam hal ini guru yang profesional harus memiliki
beberapa karakter yang menunjang dalam membimbing siswa secara lebih baik.
Selain sebagai fasilitator guru juga harus bisa mengarahkan dan membentuk
pembentukan kepribadian siswa yang lebih baik dan terarah.
Adapun pihak yang
mendukung dan berperan dalam pelaksanaan bimbingan belajar diantaranya adalah
kepala sekolah, guru BK, wali kelas, wali murid dan para guru itu sendiri. Dari
berbagai pihak tersebut harus bisa saling bekerjasama agar dalam pencapaian belajar
siswa dapat terencana dan terwujud dengan baik.
Dalam hal ini pula
siswa merupakan sebuah objek yang memiliki berbagai macam karakter masalah yang
kompleks. Untuk itu guru harus mengetahui dan dapat mendeteksi dari perbedaan
tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak hanya mengajar materi saja pada siswa,
melainkan juga membantu anak didiknya dapat belajar dengan baik dan dapat
memecahkan masalah yang ada pada siswa.
Seorang guru dalam
memberikan bantuan kepada anak didiknya harus memperhatikan aspek-aspek yang ada
pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangan, bakat,kemampuan, lingkungan
dan sebagainya agar siswa yang diberi bantuan tersebut dapat menyelesaikan
masalah yang dialaminya secara tepat.
B.
Pengertian
Layanan Bimbingan Siswa
Memurut Djumhur dalam
bukunya yang berjudul: Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah pengertian bimbingan
mempunyai batasan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada siswa atau individu yang dilakukan secara terus menerus supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup
mengarahkan dirinya dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya”
Pandangan Frank W Miller (1961), sebagai
berikut:
“Bimbingan adalah proses membantu
individu untuk mencapai pemahaman diri dan arah diri terutama untuk membuat
penyesuaian maksimum terhadap sekolah, rumah tangga dan masyarakat umum.”
Dalam buku pedoman
pelaksanaan PPL Universitas Kanjuruhan Malang (2013:29) “Layanan bimbingan
siswa adalah latihan melaksanakan kegiatan layanan bimbingan belajar dan
layanan kepada siswa lainnya yang menjadi kewenangan guru, baik bersifat
preventif, ajustif, distributif, maupun development”.
Menurut Prayitno dalam
buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (1994:98), bimbingan mengandung unsur
pokok yang meliputi:
1. Pelayanan
bimbingan merupakan sebuah proses
2. Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yng bukan merupakan bantuan materiil melainkan
penunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.
3. Bantuan
itu diberikan pada perseorangan ataupun kelompok.
4. Pemecahan
masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan klien sendiri.
5. Bimbingan
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan interaksi, nasehat ataupun
gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri,
konselor maupun lingkungan.
6. Bimbingan
diberikan oleh orang yang ahli (pendidikan dan latihannya)
7. Pembimbing
tidak layak untuk memaksakan keinginan terhadap kliennya
8.
Bimbingan dilakukan sesuai dengan
norma-norma yang berlaku yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Crow
dan Crow dalam Muhammad Surya (1988:32), bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang
baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia
untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat
pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.
Dari
pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan dari seseorang yang berkepribadian baik dan
berpendidikan memadai kepada individu yang bermasalah, sehingga ia dapat
mengatasi masalah yang dihadapinya dan tercapainya suatu pemahaman dan
pengarahan diri menuju ke suatu hal yang lebih baik. Layanan bimbingan kepada
siswa adalah pemberian bantuan kepada siswa atau indivisu atau kelompok siswa
agar dapat mengenali dirinya sendiri baik kemampuan yang dimilikinya ataupun
kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan dapat
bertanggung jawab dalam menentukan hidupnya, sekaligus dalam usaha memecahkan
masalahnya sendiri serta dapat memahami lingkungannya secara tepat sehingga
diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan hidup.
C.
Tujuan
Layanan Bimbingan Siswa
Dari layanan bimbingan
ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Dapat
mengenal bentuk kepribadian siswa
2. Membantu
siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi
siswa dalam kesulitan belajar
4. Memahami
dan menetapkan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data dan
informasi yang objektif dan lengkap
5. Mengembangkan
cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa atau klien
6. Membantu
siswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengna bakat, minat, kemampuan
dan cita-cita siswa itu sendiri.
7. Bagi
calon pendidik, terlatih untuk memecahkan masalah dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah yang baik.
D.
Pentingnya
Layanan Bimbingan Siswa
Secara umum bimbingan
layanan ini memberikan beberapa manfaat yang penting diantaranya:
1.
Mahasiswa PPL (calon Guru)
Hasil
dari pembuatan laporan layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan sebagai:
a. Masukan
agar nantinya dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa secara menyeluruh baik situasi
maupun kondisi siswa.
b. Penunjang
dalam meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru yang profesional di masa
yang akan datang.
2.
Siswa Klien
Hasil
layanan bimbingan ini dapat digunakan siswa untuk :
a. Mengenal
dan memahami dirinya dengan baik.
b. Mendapatkan
bantuan dalam mengidentifikasi masalah dan upaya pemecahannya.
c. Memperoleh
informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar.
3.
Wali Kelas
Guru
wali kelas merupakan orang tua siswa di sekolah khususnya di kelas sehingga
bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengarahan siswanya.
Dengan
adanya layanan bimbing siswa dapat digunakan wali kelas untuk:
a. Mendapatkan
informasi tentang perkembangan anak didiknya sehingga dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam membantu anak didik dalam menyelesaikan masalahnya.
b. Dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan cara-cara yang baik guna meningkatkan
prestasi anak didik.
4.
Guru BK/BP
Sebagai
bahan pertimbangan dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
bermasalah.
5.
Guru Bidang Studi
Layanan
bimbingan siswa penting bagi setiap gueu karena guru sering menghadapi siswa
dengna karakter dan masalah yang berbeda. Pelaksanaan bimbingan siswa yang baik
dan tepat akan membantu menangani siswa yang sedang bermasalah dengan lebih
cepat, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar dikelas serta dapat
dijadikan sebagai cara dalam meningkatkan prestasi anak didik dalam bidnag
studi yang bersangkutan, hal tersebut diakibatkan karena kemampuan dan kesengan
anak didik terhadap suatu bidang studi atau mata pelajaran berbeda-beda anatara
satu siswa lainnya sehingga perlunya informasi tersebut yang nantinya dijadikan
bahan evaluasi guna peningkatan prestasi akademik siswa yang bersangkutan.
6.
Kepala Sekolah
Hasil
layanan bimbingan siswa ini dapat di pakai sebagai:
a. Sebagai
salah satu sumber informasi tentang siswanya sehingga dapat digunakan landasan
dalam menentukan kebijakan dalam kaitananya dengan perencanaan dan pelakasanaan
program bimbingan dan konseling.
b. Sebagai
bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan kemampuan guru,
terutama yang berkaitan dengan layanan program bimbingan siswa.
c. Bahan
masukan dalam menentukan kebijaksanaan dalam kaitannya dengan perencanaan dan
pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan.
7.
Orang Tua Siswa
Manfaat
layanan bimbingan ini bagi orang tua siswa antara lain:
a. Meringankan
beban orang tua dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dialami
anaknya.
b. Meningkatkan
komunikasi antara orang tua dan sekolah, sehingga secara bersama-sama dapat
menentukan solusi permasalahan yang dialami oleh anaknya.
E.
Metode
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data
yang ada pada siswa atau klien, praktikan menggunakan beberapa metode khusus
untuk menjamin kevaliditasnya. Beberapa metode yang digunakan praktikan adalah
sebagai berikut:
1.
Studi Dokumenter
Data
ini berasal dari beberapa data-data hasil prestasi siswa selama belajar
disekolah. Misalnya nilai ulangan harian, tugas dan lain-lain.
2.
Observasi
Teknik
ini menggunakan pengamatan secara langsung dengan klien pada saat kegiatan
belajar mengajar di kelas.
3.
Wawancara
Wawancara
merupakan pengamatan langsung dengan cara berinteraksi atau komunikasi dengan
siswa itu sendiri. Komunikasi ini dilaksanakan dengan beberapa sumber
diantaranya melalui siswa itu sendiri, teman dekat siswa, guru pengajar, dan
guru konselor (BK).
4.
Angket
Teknik
ini merupakan teknik dengan cara mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan
dalam hal berupa data siswa, orang tua siswa dan berbagai permasalahan yang ada
pada siswa.
Dari gejala-gejala yang
ada pada siswa, masalah khusus yang mana dapat mengganggu prestasi belajar
siswa di kelas. Adapun beberapa alasan memilih kasus ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Nilai siswa dalam pelajaran IPS sangat
rendah
2.
Siswa menunjukan sikap kurang aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
3.
Siswa sering terlambat dalam memberikan
respon terhadap materi pelajaran maupun pembicaraan orang.
4.
Siswa memiliki intonasi suara yang
kurang tegas dalam berbicara.
5.
Siswa jarang untuk bergaul bersama teman-temannya.
G.
Konfidensial/Kerahasiaan
Untuk
mendapatkan kepercayaan dari siswa maka pembimbing harus bertanggungjawab
terhadap kerahasiaan pribadi siswa dan harus berpegang teguh pada kode etik
bimbingan dan penyuluhan. Sesuai dengan kode etik bimbingan dan penyuluhan,
bahwa seorang konselor atau pembimbing harus dapat memegang atau menyimpan
rahasia dengan sebaik-baiknya. Menyimpan data tersebut adalah tanggung jawab
konselor. Hal ini sesuai dengan sidang pleno konferensi nasional bimbingan I di
Malang, pada tanggal 17 Desember 1975, Bab III, hal penyimpanan dan penggunaan
informasi yaitu butir A.a dan A.b. oleh karena itu data dalam studi kasus ini
hanya bersifat fiktif.
Dengan adanya
penyimpanan atau kerahasiaan data ini maka siswa akan mau memberitahukan
keadaan dirinya sampai dengan permasalahan yang sangat pribadi. Jadi jika data
yang ada pada laporan layanan bimbingan siswa ini ada kesamaan dengan subyek
lain, maka hal itu dianggap sebagai suatu yang kebetulan.
BAB
II
LAYANAN
BIMBINGAN SISWA
Di dalam pelaksanaan layanan pemberian
bimbingan terhadap siswa, diperoleh melalui tahap-tahap yang memungkinkan dapat
membantu berlangsungnya proses penyelesaian masalah. Tahap-tahap yang ditempuh
antara lain:
·
Identifikasi kasus
·
Analisa data
·
Sintesis
·
Diagnosis
·
Prognosis
A.
Identifikasi
Kasus (Analisis)
Identifikasi
kasus adalah usaha mencari dimana seorang siswa tersebut memiliki bermasalah
dalam kesulitan belajar. Untuk itu diperlukan kriteria atau norma tertentu
sehingga siswa yang kita tetapkan mengalami kesulitan belajar dan benar-benar
siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
Langkah pertama
dalam pemberian layanan bimbingan siswa adalah dengan mengidentifikasi kasus.
Identifikasi kasus bertujuan untuk menentukan siswa mana yang diperkirakan
mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan bimbingan. Metode yang
digunakan adalah analisis dokumen dan observasi, yaitu dengan menganalisa
dokumen-dokumen serta informasi yang ada tentang siswa-siswa di kelas. Prosedur
yang diambil adalah dengan mengamati tingkah laku dan sikap di dalam dan di
luar kelas, dengan cara:
1. Mengamati
sikap siswa ketika proses pelajaran berlangsung.
2. Mengawasi
tingkah laku siswa ketika jam kosong atau istrahat
3. Menetapkan
kasus yaitu siswa yang diperkirakan paling banyak mengalami kesulitan dalam
belajar.
I.
Analisis Dokumen
DAFTAR NILAI
No
|
UH1
|
UH2
|
Rata-Rata
|
1
|
75
|
82
|
78.5
|
2
|
65
|
79
|
72
|
3
|
82
|
90
|
86
|
4
|
75
|
79
|
77
|
5
|
75
|
80
|
77.5
|
6
|
75
|
87
|
81
|
7
|
75
|
87
|
8
|
8
|
75
|
81
|
78
|
9
|
76
|
88
|
82
|
10
|
75
|
89
|
82
|
No
|
UH1
|
UH2
|
Rata-Rata
|
11
|
55
|
65
|
60
|
12
|
75
|
79
|
77
|
13
|
75
|
87
|
81
|
14
|
78
|
92
|
85
|
15
|
75
|
92
|
83.5
|
16
|
75
|
89
|
82
|
17
|
78
|
90
|
84
|
18
|
75
|
76
|
75.5
|
19
|
75
|
78
|
76.5
|
20
|
75
|
88
|
Dari data nilai di atas
terlihat
bahwa
klien
mendapatkan
nilai
terendah
sendiri di antara
nilai
teman-temannya yang lain.
Dari adanya nilai tersebut siswa mendapatkan kesulitan dalam mengisi ulangan dengan materi “Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi
Keadaan Alam Indonesia”
II.
Hasil
Observasi
Observasi
merupakan metode pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh praktikan
terhadap klien yang bermasalah. Pengamatan dilakukan ketika proses pelajaran
berlangsung yang meliputi sikap dan perilaku klien serta interaksi dengan
teman-temannya yang lain. Dari pengamatan selama satu minggu terakhir ini
diperoleh data sebagai berikut :
a. Klien
sering tidak konsentrasi saat jam pelajaran berlangsung
b. Klien
selalu telat dalam mengumpulkan tugas
c. Klien
cenderung tidak aktif ketika pelajaran berlangsung.
III.
Hasil
Wawancara
Wawancara
merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
komunikasi langsung kepada klien. Wawancara ini bersifat langsung praktikan
berkomunikasi dengan klien dalam bentuk tanya jawab untuk memperoleh keterangan
lebih lanjut dari data yang diperoleh melalui angket.
Pelaksanaan
wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab dan santai agar klien tidak
ragu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya dan mengungkapkan
permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data yang pada dasarnya sama
dengan data-data yang ada dalam pengisian angket. Antara lain:
1. Merasa
sering malas belajar karena mengalami kesulitan dala memahami pelajaran
matematika dan sulit menghafal aksara bahasa jawa.
2. Sulit
untuk mengungkapkan permasalahan kepada teman-teman di SMP
Adapun data-data yang diperoleh
dari klien adalah sebagai berikut.
a.
Identitas
Siswa
1. Nama
Lengkap : Sandra
Puspita (fiktif)
2. Nama
Panggilan :
Sandra (fiktif)
3. Kelas :
VII-J
4. Jenis
Kelamin : Perempuan
5. Tempat/Tanggal
Lahir : Malang. 20
November 2000
6. Alamat : Jl. Galunggung
Gg IX B Rt/Rw 01/01
Malang (fiktif)
7. Agama : Islam
b.
Identitas
Orang Tua
Identitas
Ayah
a.
Nama Ayah : Setiawan (fiktif)
b.
Pekerjaan : Wirausaha
c.
Pendidikan terakhir : STM
d.
Agama :
Islam
e. Alamat : Jl. Galunggung
Gg IX B Rt/Rw 01/01
Malang
(fiktif)
Identitas
Ibu
a. Nama
Ibu :
Wati (fiktif)
b. Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
c. Pendidikan
terakhir : SMP
d. Agama : Islam
e. Alamat : Jl.
Galunggung Gg IX B Rt/Rw 01/01
Malang
(fiktif)
c.
Keterangan
Belajar
1. Pelajaran
Yang Disenangi :
IPA, IPS dan Bahasa Inggris
2. Pelajaran
Yang Tidak Disenangi :
Matematika dan Bahasa Jawa
3. Cita-cita :
Guru
4. Berangkat/Pulang : Menggunakan
Sepeda Motor, diantar-
Jemput
IV.
Angket
Adapunlangkah-langkah
yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan siswa ini adalah
sebagai berikut :
1.
Hasil
Pengumpulan Data Melalui Chek List
a.
Kesehatan : Sering sakit
b.
Keluarga/
Di Rumah :Merasa
kurang puas dengan kehidupan
sekarang
c.
Rekreasi/Olahraga/Hobi
-
Suka membatasi nonton film/main playstation
(PS)
-
Lebih suka membaca buku hiburan
d.
Agama
Dan Moral :
Sering terganggu perasaan berdosa/aneh
e.
Hubungan
Sosial
-
Mudah terpengaruh oleh teman
-
Tidak bisa menolak ajakan teman
f.
Cita-Cita
-
Ingin mengetahui bakat dan kemampuan
yang seharusnya
-
Cita-cita kurang sesuai dengan prestasi
g.
Sekolah/Pengajaran
-
Sering keterangan guru kurang jelas
-
Merasa putus asa karena mendapat nilai
kurang.
h.
Tes/Ulangan
-
Kurang siap menghadapi ulangan
-
Pada saat ulangan berlangsung, sering
konsentrasi hilang secara tiba-tiba.
-
Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan.
i.
Kebiasaan
Belajar
-
Merasa sulit dalam menetukan cara
belajar yang baik
-
Sering sulit konsentrasi waktu belajar
-
Sering merasa ngantuk waktu belum
menguasai pelajaran
-
Cepat merasa bosan dalam belajar
-
Sulit belajar dengan teratur
-
Menghafal dan mengulang kembali bahan
yang telah dipelajari
j.
Pertanyaan
Untuk Melengkapi Data Di Atas
1. Masalah
apakah yang ingin anda selesaikan berkenaan dengan pelajaran?
Merasa berputus asa jika tidak
dapat mengerjakan tugas IPS.
2. Kebiasaan
belajar seperti apa yang ingin segera anda perbaiki sekarang?
Belajar tidak rutin dan malas
k.
Tentang
Pribadi Siswa
1. Sudahkah
anda mulai tertarik dengan lawan jenis. (Sudah/Belum)*
2. Sudahkah
anda pernah berpacaran/mulai berpacaran. (Sudah/Belum)*
3. Saya
sering gemetar bila berdekatan dengan lawan jenis. (Sering/Biasa)*
*Coret
yang tidak penting
B.
Sintesis
Sintesis adalah
gambaran menyeluruh tentang klien yang diperoleh dari identifikasi kasus dan
analisa. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan permasalahan yang dihadapi dan
memberikan solusi penyelesaiannya. Dari pengumpulan data baik berupa angket,
observasi maupun wawancara yang diperoleh dengan berbagai metode di atas,
secara umum dapat disimpulkan kondisi permasalahan yang sedang dihadapi oleh
klien adalah sebagai berikut :
a.
Kelebihan Klien
-
Mudah bergaul dengan teman-teman
-
Tidak pilih-pilih teman
b.
Kekurangan Klien
-
Sering tidak siap dalam menghadapi
ulangan
-
Klien cenderung tidak aktif ketika
pelajaran sedang berlangsung
-
Sering tidak konsentrasi belajar dan
mudah lupa
C.
Diagnosis
Diagnosis adalah
suatu langkah yang ditempuh untuk mencari, namun menemukan dan menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar. Salah satu tugas
yang paling sulit bagi seorang guru dan penyuluh pendidikan ialah tugas untuk
mengadakan diagnosa dan membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi
siswa (Partowisastro, 1984:21). Dari diagnosis dapat diperoleh data tentang
klien dan permasalahnya. Tahap ini merupakan tahap untuk berusahan menemukan
sampai sejauh mana siswa dapat mencapai berbagai tujuan belajar.
Adapun prosedur yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a.
Mengetahui
Latar Belakang Kesulitan
Berdasarkan data mengenai kesulitan
klien maka dapat disimpulkan latar belakang kesulitannya adalah sebagai berikut
:
1. Masalah
Fisik
Klien sering sakit demam karena
kondisi badannya yang sering tidak fit.
2. Masalah
di Sekolah
Klien kurang konsentrasi dalam
belajar di kelas karena kondisi badannya.
3. Masalah
Belajar
Klien kurang giat belajar khususnya
dalam mata pelajaran IPS.
DAFTAR NILAI
No
|
UH1
|
UH2
|
Rata-Rata
|
1
|
75
|
82
|
78.5
|
2
|
65
|
79
|
72
|
3
|
82
|
90
|
86
|
4
|
75
|
79
|
77
|
5
|
75
|
80
|
77.5
|
6
|
75
|
87
|
81
|
7
|
75
|
87
|
8
|
8
|
75
|
81
|
78
|
9
|
76
|
88
|
82
|
10
|
75
|
89
|
82
|
No
|
UH1
|
UH2
|
Rata-Rata
|
11
|
55
|
65
|
60
|
12
|
75
|
79
|
77
|
13
|
75
|
87
|
81
|
14
|
78
|
92
|
85
|
15
|
75
|
92
|
83.5
|
16
|
75
|
89
|
82
|
17
|
78
|
90
|
84
|
18
|
75
|
76
|
75.5
|
19
|
75
|
78
|
76.5
|
20
|
75
|
88
|
75.6
|
Dari data nilai di atas
terlihat
bahwa
klien
mendapatkan
nilai
terendah
sendiri di antara
nilai
teman-temannya yang lain.
Dari adanya nilai tersebut siswa mendapatkan kesulitan dalam mengisi ulangan dengan materi “Letak Wilayah dan
Pengaruhnya bagi Keadaan Alam Indonesia”
b.
Menetapkan
Jenis Kesulitan
Berdasarkan uraian di atas jenis
kesulitan yang dihadapi klien adalah :
1. Masalah
Fisik
Klien sering mengalami gangguan
kesehatan yaitu sering sakit demam.
2. Masalah
di Sekolah
Klien sering tidak aktif dan kurang
konsentrasi ketika pelajaran berlangsung.
3. Masalah
Belajar
Klien sering merasa malas untuk
belajar mengalihkan perhatian pada hal-hal di luar pelajaran seperti bermain
dan membaca komik.
c.
Menetukan
Lokasi Kesulitan
Dalam hal ini masalah yang dihadapi
klien adalah:
-
Sering tidak konsen belajar dan mudah
lupa
-
Klien sering sakit
-
Klien lebih suka bermain daripada
belajar
D.
Prognosis
Tahap ini
merupakan suatu langkah yang digunakan untuk meramalkan kemungkinan yang
terjadi jika tidak segera ditangani atau segera mendapat bantuan.
Adapun masalah klien yang mungkin
timbul adalah sebagai berikut :
a. Nilai
semakin jelek dan klien semakin tidak senang dengan pelajaran IPS
b. Klien
akan kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya secara optimal khususnya
dalam masalah pribadi sosial.
c. Jika
tidak ada perubahan dalam diri klien dan masalah yang dialami saat ini akan
semakin berat bagi diri klien sendiri.
Sedangkan
jika klien segera mendapat bantuan maka kemungkinan yang akan terjadi adalah:
a. Nilai
semakin meningkat dan semangat belajar IPS juga tinggi
b. Klien
lebih bisa belajar dengan efektif
c. Klien
bisa lebih bersifat proaktif dengan keadaan dalam kelas saat berlangsungnya KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar)
E.
Treatment
/ Pemberian Bantuan
Apabila
penyebab-penyebabnyadiketahui dari bab-bab sebelumnya tentang kondisi siswa
klien bersama dengan permasalahnnya, langkah selanjutnya adalah pemberian
bantuan pada siswa klien demi peningkatan prestasinya di waktu yang akan
datang.
Tujuan dari
pemberian bantuan adalah memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah
dengan belajarnya agar dapat mengatasi kesulitan belajar, memahami dirinya
sendirisehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang sehat.
Pemberian
bantuan hanyalah memberikan alternatif pemecahan bukan satu-satunya jalan untuk
memecahkan masalah siswa yang bersangkutan. Karena sebenarnya yang harus
mengambil keputusan dalam masalahnya adalah siswa yang bersangkutan itu
sendiri.
Bimbingan atau saran yang diberikan
kepada klien sehubungan dengan sifat klien, antara lain :
Ø Memberikan
motivasi dan arahan yang jelas kepada klien tentang cara belajar yang baik sehingga
klien dapat memperbaiki prestasi belajarnya yang tergolong sedang dengan cara :
1. Memberikan
remidi teaching
-
Memberikan penjelaskan kembali materi
tentang Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan alam Indonesia.
-
Memyuruh siswa untuk mengerjakan kembali
soal dari materi tentang Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam
Indonesia.
2. Bimbingan
Belajar
- Menyarankan
klien untuk membuat jadwal belajar dengan baik dan terprogram
- Membuat
catatan-catatan penting / rangkuman tentang bidang studi yang dirasa sulit
sehingga mudah menghafalkannya.
- Menyarankan
agar klien tidak segan-segan untuk bertanya baik kepada teman maupun guru
bidang studi jika mengalam kesulitan belajar
- Menyarankan
agar klien berusaha untuk konsentrasi dalam belajar baik disekolah maupun
dirumah.
3. Konseling
Pribadi
- Menyarankan
agar klien bersikap lebih sabar dalam menghadapi segala masalah yang dihadapi
- Memberikan
masukan tentang bagaimana ketika menghadapi masalah sehingga ia bisa lebih
sabar menghadapinya, tidak lagi mengatasi masalah dengan cara berdiam diri dan
tidak mau cerita kepada orang lain.
F.
Follow
Up / Tindak Lanjut
Follow up adalah
usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mengikuti perkembangan klien setelah
diberikan bantuan. Follow up atau tindak lanjut perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah layanan bimbingan berhasil atau tidak serta untuk mengetahui
tingkat keberhasilan diagnosa kesulitan belajar dan usaha bantuan yang telah
diberikan.
Adapun kegiatan follow up yang
dilakukan dalam praktek layanan bimbingan siswa adalah :
1. Membandingkan
nilai sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan:
Nilai
sebelum dapat bantuan
|
Nilai
setelah mendapatkan bantuan
|
||||
UH 1
|
UH 2
|
Rata-Rata
|
Remidi UH 1
|
Remidi UH 2
|
Rata-Rata
|
55
|
65
|
60
|
75
|
85
|
80
|
Dari gambar grafik di atas bisa
diketahui bahwa setelah mendapat bantuan melalui layanan bimbingan siswa nilai
klien terlihat meningkat dalam bidang studi IPS.
2. Observasi
Sebelum mendapatkan bantuan:
- Siswa
terlihat sangat pendiam di dalam kelas dan suka menyendiri
- Saat
KBM berlangsung siswa tidak konsentrasi
- Siswa
malas mengerjakan tugas-tugas pelajaran IPS
- Tidak
semangat saat akan memulai pelajaran IPS.
Setelah mendapatkan bantuan:
- Siswa
mulai bermain dan berkumpul dengan teman-temannya
- Saat
KBM berlangsung siswa terlihat lebih fokus
- Siswa
rajin mengumpulkan tugas-tugas pelajaran IPS
- Siswa
terlihat lebih bersemangat dan senang dengan pelajaran IPS
3. Wawancara
Sebelum mendapatkan bantuan :
1. Siswa
merasa bosan dengan pelajaran IPS
2. Malas
mengerjakan tugas-tugas sekolah khususnya pelajaran IPS
3. Sangat
mudah terpengaruh dengan ajakan teman-teman
Setelah
mendapatkan bantuan:
1. Siswa
mulai senang dengan pelajaran IPS
2. Sudah
rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah terutama tugas pelajaran IPS
3. Sudah
bisa menentukan ajakan mana yang harus diikuti dan mana yang tidak boleh
diikuti.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari keseluruhan
proses layanan bimbingan yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Layanan
bimbingan siswa mengandung pengertian sebagai proses pemberian bantuan kepada
siswa, agar siswa yang bersangkutan mampu mengenali dirinya sendiri dengan
kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Tujuan layanan bimbingan secara
khusus untuk mengetahui latar belakang pribadi siswa dan memahami permasalahan
yang dihadapi siswa dengan cara mengidentifikasi jenis, sifat, faktor, penyebab
dari permasalahan yang dihadapi serta memberi bantuan agar siswa dapat memahami
dan mencari alternatif pemecahannya sendiri.
Proses layanan
bimbingan ini melibatkan berbagai pihak yang saling terkait yaitu guru, wali
kelas, guru konseling, orang tua dan teman-teman klien. Data yang benar dan
akurat merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi pemberian layanan bimbingan
siswa.
Berdasarkan
hasil pengumpulan data-data dari beberapa metode yang digunakan serta dengan
memperhatikan hasil analisa, diagnosis, prognosis, dan pemberian layanan
bimbingan kepada klien, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan
hasil analisis diketahui bahwa klien mengalami masalah belajar, masalah pribadi
dan masalah sosial. Bantuan yang direncanakan dalam membantu masalah klien
yaitu layanan konseling individual. Hasil konseling individual yaitu adanya
kesepakatan antara konselor dengan klien untuk melakukan komunikasi terkait
dengan bentuk bantuan dalam pemberian layanan bimbingan siswa. Hasil konseling
akan ditindak lanjuti yaitu dengan mengamati keadaan dan perkembangan klien
selanjutnya.
B.
Saran
Dari hasil yang didapat selama
proses layanan bimbingan, mulai dari pengenalan klien dampai pemberian bantuan
akhirnya praktikan memberikan masukan yang diharapkan bisa dilakukan oelh
pihak-pihak yang bertanggung jawab demi pengembangan keberhasilan klien, antara
lain yaitu :
1. Kepada
guru bidang studi agar bisa berperan sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai
pendidik, sehingga tidak menimbulkan kesan guru tidak memiliki perhatian pada
siswanya.
2. Kepada
guru BK/BP agar dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa yang bermasalah
dan bisa memberikan bantuan secara lebih terfokus pada inti permasalahan yang
dihadapi siswa.
3. Kepada
wali kelas diharapkan untuk melakukan pendekatan atau mengakrabkan diri dengan setiap
siswa agar bisa mengetahui setiap keluhan dan masalah yang sedang dihadapi oleh
siswa, selain itu juga siswa akan merasa lebih diperhatikan.
4. Kepada
orang tua klien hendaknya lebih bisa memperhatikan anaknya dengan menciptakan
sebuah lingkungan belajar yang lebih komunikatif bagi klien sehingga klien bisa
lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang dihadapinya.
5. Untuk
siswa diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya mempunyai kesadaran
bahwa pelajaran yang dihadapi sekarang berdampak positif untuk masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur,
I dan Surya, M. 1975. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.
Partiwisastro, Koestoer dan Hadisucipto.
1984. Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan
Belajar.
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Prayitno dkk. 1994. Dasr-Dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta : Depdikbud.
Prayitno dkk . 1976. Pelayanan Bimbingan di Sekolah : dasar-Dasar
Kemungkinan
Pelaksanaannya
di Sekolah-Sekolah di Indonesia. Jakarta
:Depdikbud
Surya, Muhammad. 1988. Dasar-Dasar Penyuluhan. Jakarta :
Debdikbud
LP3L Univ. Kanjuruhan. 2013. Buku Pedoman Program Pengalaman Lapangan
Keguruan
Universitas
Kajuruhan Malang. Malang : Univ.
Kanjuruhan Malang.
Winkel. 1976. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menegah. Jakarta : Gramedia.