Senin, 06 Januari 2014

Studi Kasus :MENINGKATKAN NILAI MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN TOPIK LETAK WILAYAH DAN PENGARUHNYA BAGI KEADAAN ALAM INDONESIASISWA KELAS VII-J SEMESTER GANJILSMP NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Praktek pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan untuk mengabdikan pengalaman lapangan sebagai calon guru. Dalam pengalaman mengajar ini para mahasiswa mendapakan berbagai pengalaman yang sangat penting sekalai dalam menambah wawasan dalam kegiatan mengajar yang ada di sekolah.
Dalam hal ini sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang sangat penting bagi masyarakat yang mana dapat mengantarkan manusia mengarah kepada pendidikan dan cita-cita yang diharapkan. Selain itu sekolah merupakan tempat yang berfungsi untuk mencerdaskan, mendidik, dan mengarahkan intelektual dan sikap siswa dalam perkembangannya. Untuk itu dalam hal ini guru yang profesional harus memiliki beberapa karakter yang menunjang dalam membimbing siswa secara lebih baik. Selain sebagai fasilitator guru juga harus bisa mengarahkan dan membentuk pembentukan kepribadian siswa yang lebih baik dan terarah.
Adapun pihak yang mendukung dan berperan dalam pelaksanaan bimbingan belajar diantaranya adalah kepala sekolah, guru BK, wali kelas, wali murid dan para guru itu sendiri. Dari berbagai pihak tersebut harus bisa saling bekerjasama agar dalam pencapaian belajar siswa dapat terencana dan terwujud dengan baik.
Dalam hal ini pula siswa merupakan sebuah objek yang memiliki berbagai macam karakter masalah yang kompleks. Untuk itu guru harus mengetahui dan dapat mendeteksi dari perbedaan tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak hanya mengajar materi saja pada siswa, melainkan juga membantu anak didiknya dapat belajar dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada pada siswa.
Seorang guru dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangan, bakat,kemampuan, lingkungan dan sebagainya agar siswa yang diberi bantuan tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya secara tepat.
B.       Pengertian Layanan Bimbingan Siswa
Memurut Djumhur dalam bukunya yang berjudul: Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah pengertian bimbingan mempunyai batasan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa atau individu yang dilakukan secara terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya”
Pandangan Frank W Miller (1961), sebagai berikut:
“Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai pemahaman diri dan arah diri terutama untuk membuat penyesuaian maksimum terhadap sekolah, rumah tangga dan masyarakat umum.”
Dalam buku pedoman pelaksanaan PPL Universitas Kanjuruhan Malang (2013:29) “Layanan bimbingan siswa adalah latihan melaksanakan kegiatan layanan bimbingan belajar dan layanan kepada siswa lainnya yang menjadi kewenangan guru, baik bersifat preventif, ajustif, distributif, maupun development”.
Menurut Prayitno dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (1994:98), bimbingan mengandung unsur pokok yang meliputi:
1.      Pelayanan bimbingan merupakan sebuah proses
2.      Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yng bukan merupakan bantuan materiil melainkan penunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing.
3.      Bantuan itu diberikan pada perseorangan ataupun kelompok.
4.      Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan klien sendiri.
5.      Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan interaksi, nasehat ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri, konselor maupun lingkungan.
6.      Bimbingan diberikan oleh orang yang ahli (pendidikan dan latihannya)
7.      Pembimbing tidak layak untuk memaksakan keinginan terhadap kliennya
8.      Bimbingan dilakukan sesuai dengan norma-norma yang berlaku yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Crow dan Crow dalam Muhammad Surya (1988:32), bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan dari seseorang yang berkepribadian baik dan berpendidikan memadai kepada individu yang bermasalah, sehingga ia dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dan tercapainya suatu pemahaman dan pengarahan diri menuju ke suatu hal yang lebih baik. Layanan bimbingan kepada siswa adalah pemberian bantuan kepada siswa atau indivisu atau kelompok siswa agar dapat mengenali dirinya sendiri baik kemampuan yang dimilikinya ataupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan dapat bertanggung jawab dalam menentukan hidupnya, sekaligus dalam usaha memecahkan masalahnya sendiri serta dapat memahami lingkungannya secara tepat sehingga diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan hidup.
C.      Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
Dari layanan bimbingan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Dapat mengenal bentuk kepribadian siswa
2.      Membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
3.      Mengidentifikasi siswa dalam kesulitan belajar
4.      Memahami dan menetapkan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data dan informasi yang objektif dan lengkap
5.      Mengembangkan cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa atau klien
6.      Membantu siswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengna bakat, minat, kemampuan dan cita-cita siswa itu sendiri.
7.      Bagi calon pendidik, terlatih untuk memecahkan masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah yang baik.
D.      Pentingnya Layanan Bimbingan Siswa
Secara umum bimbingan layanan ini memberikan beberapa manfaat yang penting diantaranya:
1.      Mahasiswa PPL (calon Guru)
Hasil dari pembuatan laporan layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan sebagai:
a.       Masukan agar nantinya dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan  kemampuan siswa secara menyeluruh baik situasi maupun kondisi siswa.
b.      Penunjang dalam meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru yang profesional di masa yang akan datang.
2.      Siswa Klien
Hasil layanan bimbingan ini dapat digunakan siswa untuk :
a.       Mengenal dan memahami dirinya dengan baik.
b.      Mendapatkan bantuan dalam mengidentifikasi masalah dan upaya pemecahannya.
c.       Memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar.
3.      Wali Kelas
Guru wali kelas merupakan orang tua siswa di sekolah khususnya di kelas sehingga bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengarahan siswanya.
Dengan adanya layanan bimbing siswa dapat digunakan wali kelas untuk:
a.       Mendapatkan informasi tentang perkembangan anak didiknya sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam membantu anak didik dalam menyelesaikan masalahnya.
b.      Dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan cara-cara yang baik guna meningkatkan prestasi anak didik.
4.      Guru BK/BP
Sebagai bahan pertimbangan dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.
5.      Guru Bidang Studi
Layanan bimbingan siswa penting bagi setiap gueu karena guru sering menghadapi siswa dengna karakter dan masalah yang berbeda. Pelaksanaan bimbingan siswa yang baik dan tepat akan membantu menangani siswa yang sedang bermasalah dengan lebih cepat, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar dikelas serta dapat dijadikan sebagai cara dalam meningkatkan prestasi anak didik dalam bidnag studi yang bersangkutan, hal tersebut diakibatkan karena kemampuan dan kesengan anak didik terhadap suatu bidang studi atau mata pelajaran berbeda-beda anatara satu siswa lainnya sehingga perlunya informasi tersebut yang nantinya dijadikan bahan evaluasi guna peningkatan prestasi akademik siswa yang bersangkutan.
6.      Kepala Sekolah
Hasil layanan bimbingan siswa ini dapat di pakai sebagai:
a.       Sebagai salah satu sumber informasi tentang siswanya sehingga dapat digunakan landasan dalam menentukan kebijakan dalam kaitananya dengan perencanaan dan pelakasanaan program bimbingan dan konseling.
b.      Sebagai bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan kemampuan guru, terutama yang berkaitan dengan layanan program bimbingan siswa.
c.       Bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan.
7.      Orang Tua Siswa
Manfaat layanan bimbingan ini bagi orang tua siswa antara lain:
a.       Meringankan beban orang tua dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dialami anaknya.
b.      Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan sekolah, sehingga secara bersama-sama dapat menentukan solusi permasalahan yang dialami oleh anaknya.
E.       Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang ada pada siswa atau klien, praktikan menggunakan beberapa metode khusus untuk menjamin kevaliditasnya. Beberapa metode yang digunakan praktikan adalah sebagai berikut:
1.      Studi Dokumenter
Data ini berasal dari beberapa data-data hasil prestasi siswa selama belajar disekolah. Misalnya nilai ulangan harian, tugas dan lain-lain.
2.      Observasi
Teknik ini menggunakan pengamatan secara langsung dengan klien pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas.
3.      Wawancara
Wawancara merupakan pengamatan langsung dengan cara berinteraksi atau komunikasi dengan siswa itu sendiri. Komunikasi ini dilaksanakan dengan beberapa sumber diantaranya melalui siswa itu sendiri, teman dekat siswa, guru pengajar, dan guru konselor (BK).
4.      Angket
Teknik ini merupakan teknik dengan cara mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan dalam hal berupa data siswa, orang tua siswa dan berbagai permasalahan yang ada pada siswa.
F.       Alasan Pemilihan Kasus
Dari gejala-gejala yang ada pada siswa, masalah khusus yang mana dapat mengganggu prestasi belajar siswa di kelas. Adapun beberapa alasan memilih kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Nilai siswa dalam pelajaran IPS sangat rendah
2.      Siswa menunjukan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
3.      Siswa sering terlambat dalam memberikan respon terhadap materi pelajaran maupun pembicaraan orang.
4.      Siswa memiliki intonasi suara yang kurang tegas dalam berbicara.
5.      Siswa jarang untuk bergaul bersama teman-temannya.
G.      Konfidensial/Kerahasiaan
Untuk mendapatkan kepercayaan dari siswa maka pembimbing harus bertanggungjawab terhadap kerahasiaan pribadi siswa dan harus berpegang teguh pada kode etik bimbingan dan penyuluhan. Sesuai dengan kode etik bimbingan dan penyuluhan, bahwa seorang konselor atau pembimbing harus dapat memegang atau menyimpan rahasia dengan sebaik-baiknya. Menyimpan data tersebut adalah tanggung jawab konselor. Hal ini sesuai dengan sidang pleno konferensi nasional bimbingan I di Malang, pada tanggal 17 Desember 1975, Bab III, hal penyimpanan dan penggunaan informasi yaitu butir A.a dan A.b. oleh karena itu data dalam studi kasus ini hanya bersifat fiktif.
Dengan adanya penyimpanan atau kerahasiaan data ini maka siswa akan mau memberitahukan keadaan dirinya sampai dengan permasalahan yang sangat pribadi. Jadi jika data yang ada pada laporan layanan bimbingan siswa ini ada kesamaan dengan subyek lain, maka hal itu dianggap sebagai suatu yang kebetulan.

BAB II
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Di dalam pelaksanaan layanan pemberian bimbingan terhadap siswa, diperoleh melalui tahap-tahap yang memungkinkan dapat membantu berlangsungnya proses penyelesaian masalah. Tahap-tahap yang ditempuh antara lain:
·         Identifikasi kasus
·         Analisa data
·         Sintesis
·         Diagnosis
·         Prognosis
A.      Identifikasi Kasus (Analisis)
Identifikasi kasus adalah usaha mencari dimana seorang siswa tersebut memiliki bermasalah dalam kesulitan belajar. Untuk itu diperlukan kriteria atau norma tertentu sehingga siswa yang kita tetapkan mengalami kesulitan belajar dan benar-benar siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditetapkan.
Langkah pertama dalam pemberian layanan bimbingan siswa adalah dengan mengidentifikasi kasus. Identifikasi kasus bertujuan untuk menentukan siswa mana yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan bimbingan. Metode yang digunakan adalah analisis dokumen dan observasi, yaitu dengan menganalisa dokumen-dokumen serta informasi yang ada tentang siswa-siswa di kelas. Prosedur yang diambil adalah dengan mengamati tingkah laku dan sikap di dalam dan di luar kelas, dengan cara:
1.      Mengamati sikap siswa ketika proses pelajaran berlangsung.
2.      Mengawasi tingkah laku siswa ketika jam kosong atau istrahat
3.      Menetapkan kasus yaitu siswa yang diperkirakan paling banyak mengalami kesulitan dalam belajar.
I.                Analisis Dokumen
DAFTAR NILAI
No
UH1
UH2
Rata-Rata
1
75
82
78.5
2
65
79
72
3
82
90
86
4
75
79
77
5
75
80
77.5
6
75
87
81
7
75
87
8
8
75
81
78
9
76
88
82
10
75
89
82
No
UH1
UH2
Rata-Rata
11
55
65
60
12
75
79
77
13
75
87
81
14
78
92
85
15
75
92
83.5
16
75
89
82
17
78
90
84
18
75
76
75.5
19
75
78
76.5
20
75
88


Dari data nilai di atas terlihat bahwa klien mendapatkan nilai terendah sendiri di antara nilai teman-temannya yang lain. Dari adanya nilai tersebut siswa mendapatkan kesulitan dalam mengisi ulangan dengan materi Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam Indonesia”
II.              Hasil Observasi
Observasi merupakan metode pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien yang bermasalah. Pengamatan dilakukan ketika proses pelajaran berlangsung yang meliputi sikap dan perilaku klien serta interaksi dengan teman-temannya yang lain. Dari pengamatan selama satu minggu terakhir ini diperoleh data sebagai berikut :
a.       Klien sering tidak konsentrasi saat jam pelajaran berlangsung
b.      Klien selalu telat dalam mengumpulkan tugas
c.       Klien cenderung tidak aktif ketika pelajaran berlangsung.
III.           Hasil Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi langsung kepada klien. Wawancara ini bersifat langsung praktikan berkomunikasi dengan klien dalam bentuk tanya jawab untuk memperoleh keterangan lebih lanjut dari data yang diperoleh melalui angket.
Pelaksanaan wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab dan santai agar klien tidak ragu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya dan mengungkapkan permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data yang pada dasarnya sama dengan data-data yang ada dalam pengisian angket. Antara lain:
1.  Merasa sering malas belajar karena mengalami kesulitan dala memahami pelajaran matematika dan sulit menghafal aksara bahasa jawa.
2.      Sulit untuk mengungkapkan permasalahan kepada teman-teman di SMP
Adapun data-data yang diperoleh dari klien adalah sebagai berikut.
a.    Identitas Siswa
1.      Nama Lengkap                           : Sandra Puspita (fiktif)
2.      Nama Panggilan                          : Sandra (fiktif)
3.      Kelas                                           : VII-J
4.      Jenis Kelamin                              : Perempuan
5.      Tempat/Tanggal Lahir                 : Malang. 20 November 2000
6.      Alamat                                        : Jl. Galunggung Gg IX B Rt/Rw 01/01 
                                                  Malang (fiktif)
7.      Agama                                        : Islam
b.   Identitas Orang Tua
Identitas Ayah                                
a.         Nama Ayah                                : Setiawan (fiktif)
b.        Pekerjaan                                   : Wirausaha
c.         Pendidikan terakhir                   : STM
d.        Agama                                       : Islam
e.       Alamat                                       : Jl. Galunggung Gg IX B Rt/Rw 01/01 
Malang (fiktif)
Identitas Ibu
a.       Nama Ibu                                    : Wati (fiktif)
b.      Pekerjaan                                                : Ibu Rumah Tangga
c.       Pendidikan terakhir                    : SMP
d.      Agama                                        : Islam
e.       Alamat                                        : Jl. Galunggung Gg IX B Rt/Rw 01/01 
Malang (fiktif)

c.    Keterangan Belajar
1.      Pelajaran Yang Disenangi                       : IPA, IPS dan Bahasa Inggris
2.      Pelajaran Yang Tidak Disenangi            : Matematika dan Bahasa Jawa
3.      Cita-cita                                                  : Guru
4.      Berangkat/Pulang                                   : Menggunakan Sepeda Motor, diantar-
  Jemput
IV.           Angket
Adapunlangkah-langkah yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan siswa ini adalah sebagai berikut :
1.      Hasil Pengumpulan Data Melalui Chek List
a.      Kesehatan                              : Sering sakit
b.      Keluarga/ Di Rumah                        :Merasa kurang puas dengan kehidupan
  sekarang
c.       Rekreasi/Olahraga/Hobi      
-          Suka membatasi nonton film/main playstation (PS)
-          Lebih suka membaca buku hiburan
d.      Agama Dan Moral                : Sering terganggu perasaan berdosa/aneh
e.       Hubungan Sosial
-          Mudah terpengaruh oleh teman
-          Tidak bisa menolak ajakan teman
f.       Cita-Cita
-          Ingin mengetahui bakat dan kemampuan yang seharusnya
-          Cita-cita kurang sesuai dengan prestasi
g.      Sekolah/Pengajaran
-          Sering keterangan guru kurang jelas
-          Merasa putus asa karena mendapat nilai kurang.
h.      Tes/Ulangan
-          Kurang siap menghadapi ulangan
-          Pada saat ulangan berlangsung, sering konsentrasi hilang secara tiba-tiba.
-          Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan.
i.        Kebiasaan Belajar
-          Merasa sulit dalam menetukan cara belajar yang baik
-          Sering sulit konsentrasi waktu belajar
-          Sering merasa ngantuk waktu belum menguasai pelajaran
-          Cepat merasa bosan dalam belajar
-          Sulit belajar dengan teratur
-          Menghafal dan mengulang kembali bahan yang telah dipelajari
j.        Pertanyaan Untuk Melengkapi Data Di Atas
1.      Masalah apakah yang ingin anda selesaikan berkenaan dengan pelajaran?
Merasa berputus asa jika tidak dapat mengerjakan tugas IPS.
2.      Kebiasaan belajar seperti apa yang ingin segera anda perbaiki sekarang?
Belajar tidak rutin dan malas
k.      Tentang Pribadi Siswa
1.      Sudahkah anda mulai tertarik dengan lawan jenis. (Sudah/Belum)*
2.      Sudahkah anda pernah berpacaran/mulai berpacaran. (Sudah/Belum)*
3.      Saya sering gemetar bila berdekatan dengan lawan jenis. (Sering/Biasa)*
*Coret yang tidak penting
B.       Sintesis
Sintesis adalah gambaran menyeluruh tentang klien yang diperoleh dari identifikasi kasus dan analisa. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi penyelesaiannya. Dari pengumpulan data baik berupa angket, observasi maupun wawancara yang diperoleh dengan berbagai metode di atas, secara umum dapat disimpulkan kondisi permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien adalah sebagai berikut :
a.       Kelebihan Klien
-          Mudah bergaul dengan teman-teman
-          Tidak pilih-pilih teman
b.      Kekurangan Klien
-          Sering tidak siap dalam menghadapi ulangan
-          Klien cenderung tidak aktif ketika pelajaran sedang berlangsung
-          Sering tidak konsentrasi belajar dan mudah lupa
C.      Diagnosis
Diagnosis adalah suatu langkah yang ditempuh untuk mencari, namun menemukan dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar. Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang guru dan penyuluh pendidikan ialah tugas untuk mengadakan diagnosa dan membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapi siswa (Partowisastro, 1984:21). Dari diagnosis dapat diperoleh data tentang klien dan permasalahnya. Tahap ini merupakan tahap untuk berusahan menemukan sampai sejauh mana siswa dapat mencapai berbagai tujuan belajar.
Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.      Mengetahui Latar Belakang Kesulitan
Berdasarkan data mengenai kesulitan klien maka dapat disimpulkan latar belakang kesulitannya adalah sebagai berikut :
1.      Masalah Fisik
Klien sering sakit demam karena kondisi badannya yang sering tidak fit.
2.      Masalah di Sekolah
Klien kurang konsentrasi dalam belajar di kelas karena kondisi badannya.

3.      Masalah Belajar
Klien kurang giat belajar khususnya dalam mata pelajaran IPS.
DAFTAR NILAI
No
UH1
UH2
Rata-Rata
1
75
82
78.5
2
65
79
72
3
82
90
86
4
75
79
77
5
75
80
77.5
6
75
87
81
7
75
87
8
8
75
81
78
9
76
88
82
10
75
89
82
No
UH1
UH2
Rata-Rata
11
55
65
60
12
75
79
77
13
75
87
81
14
78
92
85
15
75
92
83.5
16
75
89
82
17
78
90
84
18
75
76
75.5
19
75
78
76.5
20
75
88
75.6

Dari data nilai di atas terlihat bahwa klien mendapatkan nilai terendah sendiri di antara nilai teman-temannya yang lain. Dari adanya nilai tersebut siswa mendapatkan kesulitan dalam mengisi ulangan dengan materi “Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam Indonesia”
b.      Menetapkan Jenis Kesulitan
Berdasarkan uraian di atas jenis kesulitan yang dihadapi klien adalah :
1.      Masalah Fisik
Klien sering mengalami gangguan kesehatan yaitu sering sakit demam.
2.      Masalah di Sekolah
Klien sering tidak aktif dan kurang konsentrasi ketika pelajaran berlangsung.
3.      Masalah Belajar
Klien sering merasa malas untuk belajar mengalihkan perhatian pada hal-hal di luar pelajaran seperti bermain dan membaca komik.
c.       Menetukan Lokasi Kesulitan
Dalam hal ini masalah yang dihadapi klien adalah:
-            Sering tidak konsen belajar dan mudah lupa
-            Klien sering sakit
-            Klien lebih suka bermain daripada belajar
D.      Prognosis
Tahap ini merupakan suatu langkah yang digunakan untuk meramalkan kemungkinan yang terjadi jika tidak segera ditangani atau segera mendapat bantuan.
Adapun masalah klien yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :
a.       Nilai semakin jelek dan klien semakin tidak senang dengan pelajaran IPS
b.      Klien akan kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya secara optimal khususnya dalam masalah pribadi sosial.
c.       Jika tidak ada perubahan dalam diri klien dan masalah yang dialami saat ini akan semakin berat bagi diri klien sendiri.


Sedangkan jika klien segera mendapat bantuan maka kemungkinan yang akan terjadi adalah:
a.       Nilai semakin meningkat dan semangat belajar IPS juga tinggi
b.      Klien lebih bisa belajar dengan efektif
c.       Klien bisa lebih bersifat proaktif dengan keadaan dalam kelas saat berlangsungnya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
E.       Treatment / Pemberian Bantuan
Apabila penyebab-penyebabnyadiketahui dari bab-bab sebelumnya tentang kondisi siswa klien bersama dengan permasalahnnya, langkah selanjutnya adalah pemberian bantuan pada siswa klien demi peningkatan prestasinya di waktu yang akan datang.
Tujuan dari pemberian bantuan adalah memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah dengan belajarnya agar dapat mengatasi kesulitan belajar, memahami dirinya sendirisehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang sehat.
Pemberian bantuan hanyalah memberikan alternatif pemecahan bukan satu-satunya jalan untuk memecahkan masalah siswa yang bersangkutan. Karena sebenarnya yang harus mengambil keputusan dalam masalahnya adalah siswa yang bersangkutan itu sendiri.
Bimbingan atau saran yang diberikan kepada klien sehubungan dengan sifat klien, antara lain :
Ø    Memberikan motivasi dan arahan yang jelas kepada klien tentang cara belajar yang baik sehingga klien dapat memperbaiki prestasi belajarnya yang tergolong sedang dengan cara :


1.      Memberikan remidi teaching
-            Memberikan penjelaskan kembali materi tentang Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan alam Indonesia.
-            Memyuruh siswa untuk mengerjakan kembali soal dari materi tentang Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam Indonesia.
2.      Bimbingan Belajar
-       Menyarankan klien untuk membuat jadwal belajar dengan baik dan terprogram
-       Membuat catatan-catatan penting / rangkuman tentang bidang studi yang dirasa sulit sehingga mudah menghafalkannya.
-       Menyarankan agar klien tidak segan-segan untuk bertanya baik kepada teman maupun guru bidang studi jika mengalam kesulitan belajar
-       Menyarankan agar klien berusaha untuk konsentrasi dalam belajar baik disekolah maupun dirumah.
3.      Konseling Pribadi
-       Menyarankan agar klien bersikap lebih sabar dalam menghadapi segala masalah yang dihadapi
-       Memberikan masukan tentang bagaimana ketika menghadapi masalah sehingga ia bisa lebih sabar menghadapinya, tidak lagi mengatasi masalah dengan cara berdiam diri dan tidak mau cerita kepada orang lain.
F.       Follow Up / Tindak Lanjut
Follow up adalah usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mengikuti perkembangan klien setelah diberikan bantuan. Follow up atau tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah layanan bimbingan berhasil atau tidak serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan diagnosa kesulitan belajar dan usaha bantuan yang telah diberikan.
Adapun kegiatan follow up yang dilakukan dalam praktek layanan bimbingan siswa adalah :
1.      Membandingkan nilai sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan:
Nilai sebelum dapat bantuan
Nilai setelah mendapatkan bantuan
UH 1
UH 2
Rata-Rata
Remidi UH 1
Remidi UH 2
Rata-Rata
55
65
60
75
85
80









Dari gambar grafik di atas bisa diketahui bahwa setelah mendapat bantuan melalui layanan bimbingan siswa nilai klien terlihat meningkat dalam bidang studi IPS.
2.      Observasi
Sebelum mendapatkan bantuan:
-       Siswa terlihat sangat pendiam di dalam kelas dan suka menyendiri
-       Saat KBM berlangsung siswa tidak konsentrasi
-       Siswa malas mengerjakan tugas-tugas pelajaran IPS
-       Tidak semangat saat akan memulai pelajaran IPS.


Setelah mendapatkan bantuan:
-       Siswa mulai bermain dan berkumpul dengan teman-temannya
-       Saat KBM berlangsung siswa terlihat lebih fokus
-       Siswa rajin mengumpulkan tugas-tugas pelajaran IPS
-       Siswa terlihat lebih bersemangat dan senang dengan pelajaran IPS
3.      Wawancara
Sebelum mendapatkan bantuan :
1.      Siswa merasa bosan dengan pelajaran IPS
2.      Malas mengerjakan tugas-tugas sekolah khususnya pelajaran IPS
3.      Sangat mudah terpengaruh dengan ajakan teman-teman
Setelah mendapatkan bantuan:
1.      Siswa mulai senang dengan pelajaran IPS
2.      Sudah rajin mengerjakan tugas-tugas sekolah terutama tugas pelajaran IPS
3.      Sudah bisa menentukan ajakan mana yang harus diikuti dan mana yang tidak boleh diikuti.





BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari keseluruhan proses layanan bimbingan yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Layanan bimbingan siswa mengandung pengertian sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa, agar siswa yang bersangkutan mampu mengenali dirinya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Tujuan layanan bimbingan secara khusus untuk mengetahui latar belakang pribadi siswa dan memahami permasalahan yang dihadapi siswa dengan cara mengidentifikasi jenis, sifat, faktor, penyebab dari permasalahan yang dihadapi serta memberi bantuan agar siswa dapat memahami dan mencari alternatif pemecahannya sendiri.
Proses layanan bimbingan ini melibatkan berbagai pihak yang saling terkait yaitu guru, wali kelas, guru konseling, orang tua dan teman-teman klien. Data yang benar dan akurat merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi pemberian layanan bimbingan siswa.
Berdasarkan hasil pengumpulan data-data dari beberapa metode yang digunakan serta dengan memperhatikan hasil analisa, diagnosis, prognosis, dan pemberian layanan bimbingan kepada klien, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa klien mengalami masalah belajar, masalah pribadi dan masalah sosial. Bantuan yang direncanakan dalam membantu masalah klien yaitu layanan konseling individual. Hasil konseling individual yaitu adanya kesepakatan antara konselor dengan klien untuk melakukan komunikasi terkait dengan bentuk bantuan dalam pemberian layanan bimbingan siswa. Hasil konseling akan ditindak lanjuti yaitu dengan mengamati keadaan dan perkembangan klien selanjutnya.

B.       Saran
Dari hasil yang didapat selama proses layanan bimbingan, mulai dari pengenalan klien dampai pemberian bantuan akhirnya praktikan memberikan masukan yang diharapkan bisa dilakukan oelh pihak-pihak yang bertanggung jawab demi pengembangan keberhasilan klien, antara lain yaitu :
1.      Kepada guru bidang studi agar bisa berperan sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai pendidik, sehingga tidak menimbulkan kesan guru tidak memiliki perhatian pada siswanya.
2.      Kepada guru BK/BP agar dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa yang bermasalah dan bisa memberikan bantuan secara lebih terfokus pada inti permasalahan yang dihadapi siswa.
3.      Kepada wali kelas diharapkan untuk melakukan pendekatan atau mengakrabkan diri dengan setiap siswa agar bisa mengetahui setiap keluhan dan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa, selain itu juga siswa akan merasa lebih diperhatikan.
4.      Kepada orang tua klien hendaknya lebih bisa memperhatikan anaknya dengan menciptakan sebuah lingkungan belajar yang lebih komunikatif bagi klien sehingga klien bisa lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang dihadapinya.
5.      Untuk siswa diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya mempunyai kesadaran bahwa pelajaran yang dihadapi sekarang berdampak positif untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Djumhur, I dan Surya, M. 1975. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu.
Partiwisastro, Koestoer dan Hadisucipto. 1984. Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar.
      Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Prayitno dkk. 1994. Dasr-Dasar Bimbingan  dan Konseling. Jakarta : Depdikbud.
Prayitno dkk . 1976. Pelayanan Bimbingan di Sekolah : dasar-Dasar Kemungkinan
Pelaksanaannya di Sekolah-Sekolah di Indonesia. Jakarta :Depdikbud
Surya, Muhammad. 1988. Dasar-Dasar Penyuluhan. Jakarta : Debdikbud
LP3L Univ. Kanjuruhan. 2013. Buku Pedoman Program Pengalaman Lapangan Keguruan
Universitas Kajuruhan Malang. Malang : Univ. Kanjuruhan Malang.
Winkel. 1976. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menegah. Jakarta : Gramedia.