Rabu, 09 Mei 2012

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bengkayang


A.         Kondisi Ekonomi Kabupaten Bengkayang
Kondisi perekonomian di Kabupaten Bengkayang secara umum menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 nilai nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bengkayang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000  Kabupaten Bengkayang mencapai 1.010.343,54 juta rupiah dan meningkat menjadi 1.066.612,20 juta rupiah pada tahun 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Bengkayang mengalami pertumbuhan sebesar 5,57 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun angka pertumbuhannya menurun dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,12 persen, namun secara nominal nilai PDRB Kabupaten Bengkayang mengalami peningkatan.
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Bengkayang tahun 2008 mencapai 1.925.131,35 juta rupiah. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 1.681.056,95 juta rupiah. Pertumbuhan PDRB Kabupaten bengkayang atas dasar harga berlaku dari tahun 2007 ke tahun 2008 mencapai 14,52 persen. Pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 15,07 persen, namun secara nominal nilainya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Kinerja perekonomian Kabupaten Bengkayang dapat dilihat berdasarkan angka pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan Grafik 4.1.2. diatas, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang dari tahun ke tahun cukup berfluktuasi. Pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang mencapai 6,68 persen kemudian naik di tahun berikutnya menjadi 9,07 persen pada tahun 2005.
Namun pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan dimana pertumbuhan ekonomi angkanya turun menjadi 6,29 persen. Tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkayang kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 6,12 persen dan menurun lagi menjadi 5,57 persen di tahun 2008. Adanya krisis ekonomi secara global, cukup banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kabupaten Bengkayang.
Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor-sektor yang membentuk PDRB. Kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan struktur perekonomian regional pada tahun tertentu. Sektor dengan sumbangan (nilai tambah) terbesar biasanya ditetapkan sebagai sektor unggulan daerah.
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau yang sering dikenal sebagai pertumbuhan ekonomi untuk Kabupaten Bengkayang pada tahun 2008 adalah sebesar 5,57 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 ini disusun oleh pertumbuhan sektor pertanian sebesar 9,11 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar minus 0,64 persen, sektor industri pengolahan sebesar 1,42 persen, sektor listrik, gas dan air minum sebesar 2,77 persen, sektor bangunan sebesar 5,24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,32 persen, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 5,15 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa persewaan sebesar 4,07 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 5,45 persen.
B.           Struktur Ekonomi Kabupaten Bengkayang
Pertumbuhan ekonomi secara riil yang diikuti dengan perubahan harga yang cepat pada setiap sektor ekonomi mengakibatkan struktur ekonomi dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Selama lima tahun terakhir struktur perekonomian Kabupaten Bengkayang didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2008, sektor pertanian sebagai pemimpin sektor (Leading Sector) memberikan kontribusi sebesar 46,49 persen sedangkan penyumbang kedua terbesar adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 26,33 persen sehingga dapat dikatakan bahwa naik turunnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bengkayang sangat dipengaruhi dua sektor tersebut.
Sektor lain yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian Bengkayang adalah sektor bangunan dengan peran sebesar 7,08 persen, sektor jasa-jasa sebesar 7,05 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 4,51 persen.
C.          Indeks Location Quotient (LQ)  
Untuk mencapai hasil pembangunan yang diharapkan, sektor-sektor yang menjadi tumpuan daerah perlu diangkat. Sektor tersebut disamping mampu dikembangkan juga akan memberikan dampak terhadap perkembangan sektor lainnya (linkage effect). Selanjutnya, juga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan pula dapat menjadi pemasok pendapatan daerah dengan ekspor ke luar daerah.
Indeks Location Quotient (LQ) dapat digunakan sebagai alat analisis untuk melihat sektor-sektor potensial suatu daerah atau dengan kata lain, untuk melihat spesialisasi sektoral. Indikator yang digunakan untuk menghitung indeks Location Quotient (LQ) adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sehingga dapat diukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional.
Secara teoritis, sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari satu merupakan sektor spesialisasi daerah yang diharapkan akan mampu dikembangkan lebih lanjut untuk diekspor.
Sektor yang dianggap sebagai sektor potensial di Kabupaten Bengkayang adalah sektor pertanian (1,75 persen), sektor pertambangan dan penggalian (1,23 persen), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,12 persen). Hal ini menunjukkan bahwa arah dan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Bengkayang ditentukan oleh pertumbuhan dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bengkayang maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ketiga sektor tersebut.
D.          Perkembangan Pendapatan Perkapita
Tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dapat dilihat dari besaran PDRB per kapita yang menggambarkan pendapatan yang diterima oleh masing-masing penduduk atas keikutsertaannya dalam proses produksi. Dari data ini, dapat dibandingkan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah yang lain Apabila data ini disajikan secara berkala akan menunjukkan perubahan tingkat kemakmuran penduduk daerah tersebut.
Pada tahun 2008, PDRB perkapita Kabupaten bengkayang atas dasar harga berlaku sebesar 9.360.064,93 rupiah. Artinya bahwa rata-rata pendapatan satu orang penduduk Bengkayang selama setahun adalah sebesar 9.360.064,93 rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan PDRB per kapita sebesar 20,58 persen dari nilai PDRB per kapita pada tahun 2007 yang sebesar 7.762.438,41 rupiah. Karena konsep yang digunakan adalah rata-rata, tentu penyebaran pendapatan penduduk belum terlihat sehingga masih perlu kajian lebih dalam.